Akhirnya PSSI merasakan “Perih” nya dualisme .

Posted on Maret 23, 2012

2


18 Maret 2012 menjadi tanggal yang bersejarah untuk sepakbola Indonesia. Dimana pada saat itu terpilihnya Ketua umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa yang dilakukan oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). Ya, La Nyalla terpilih sebagai Ketua Umum dan Rahim Soekasah terpilih menjadi wakilnya. Dengan hasil demikian maka resmilah PSSI ada 2.
PSSI ada 2 juga bisa kita sebutkan semakin melengkapi masalah dualisme yang sekarang begitu terkenal di sepakbola Indonesia. Bermula dari dualisme liga IPL-ISL, dilanjutkan dengan dualisme klub yang sangat melukai hati para supporter. Lalu sekarang PSSI pun sebagai federasi mendapat tandingannya ?

Mungkin penulis akan membahas dualisme liga dulu. Sebenarnya agak bosan membahas ini tapi sebenarnya disinilah permulaannya. PSSI yang memutuskan tidak melanjutkan kompetisi bernama ISL dan menjadi operator nya adalah PT Liga Indonesia membuat gebrakan. Mereka membuat Liga baru dengan operator yang baru juga. Nama Liga dan Operator mirip dengan liga ilegal yang muncul di jaman PSSI bawahan Nurdin Halid. Ya, operatornya adalah PT LPIS dan liganya adalah IPL. Siapakah klub yang akan bermain di liga itu? Berapa jumlahnya ? . Peserta di liga itu ada yang benar-benar lolos verifikasi dan ada juga yang diloloskan karena faktor lain. Ini yang membuat klub-klub besar memilih bermain di ISL. Pada akhirnya pun dari berbagai rencana jumlah peserta IPL, dari 2 wilayah, 24 klub, kini hanya 12 tim.

Selanjutnya dualisme klub. Di dualisme klub ini menjadi “penyakit” yang harusnya tidak boleh terjadi. Klub adalah kehormatan bagi supporternya. Lebih dalam, tanpa klub tidak ada Supporter. Persija, Arema, Persegres , PSMS terpecah menjadi dua. Sebetulnya Persebaya juga tapi Persebaya terpecah pada musim lalu pada jaman Nurdin halid. Namun perlukah Persebaya “kembar” ditularkan ke klub-klub lainnya?

Saya tidak mau membahas proses munculnya tandingan klub-klub tersebut,terlalu panjang untuk diceritakan. Saya akan membahas pedihnya Supporter dan pemain. Bagaimana perasaan pemain-pemain Persija ketika 1 bintang diatas logo Monas tersebut dipakai juga oleh Diego Michels cs?. Bagaimana Jakmania melihat di media ada berita menyebutkan ” Persija Jakarta bermain di madiun.” Atau ” Macan kemayoran resmi mengontrak Diego Michels ” ?. ITU BUKAN PERSIJA . Mungkin itu kalimat pertama yang keluar. Maaf untuk penggemar Diego Michels itu hanya contoh dari banyak contoh lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu.
Masalah Persija tadi sudah jelas sikap supporternya mendukung Persija yang mana. Kita juga pasti tahu Persija “asli” itu yang mana. Coba kita geser ke Arema, Persegres dan PSMS ? Sangat rancu membedakan mana asli mana tandingan ? Tapi jika kita lihat dari jumlah penonton yang masuk ke dalam stadion untuk mendukung tim, kita tahu mana yang lebih didukung. Tapi apakah masalah itu selesai ? TIDAK. Bagaimana perasaan kalian jika 1 hari ada 2 klub 1 nama bertanding bersamaan ? Lalu apakah hal ini akan berlangsung terus-menerus ? Lama-lama luka kecil bisa menjadi besar dan membahayakan.

Kembali ke dualisme PSSI. Di akun twitter @suarasupporter banyak yang menanyakan “min Persija mana? Min Arema yang main dimana? Supps PSMS yang di ISL atau IPL ? Kak Persegres atau gresik united? ” Saya ngilu melihatnya. Hal ini baru pertama kali kita rasakan loh. Lalu apakah ada pertanyaan selanjutnya ” Min PSSI yang mana atau Min PSSI yang ketuanya siapa?” Jegeeer ! Jangan sampai aja bila Timnas benar-benar ada dua . Saya tidak tahu ada pertanyaan apa lagi.
PSSI akhirnya merasakan dualisme. PSSI merasakan apa yang dirasakan pemain, Supporter hingga pengurus klub. PSSI geram? Hal seperti itu sudah dilakukan dualisme klub terlebih dahulu. PSSI mau mengadu ? Klub yang menjadi korban dualisme juga telah mengadu. PSSI meminta dikasihani ? Masyarakat terlebih dahulu kasihan dengan klub-klub yang 1 nama dua wajah. Apakah PSSI mau demo juga seperti yang dilakukan Supporter ?

Lebih baik PSSI intropeksi. Kalau tidak mau terbakar jangan main api, kalau tidak mau basah jangan bermain air. Apa sih yang salah dengan PSSI ? PSSI belum pernah menjawabnya. Jawabannya sebetulnya simpel dan harusnya Federasi yang mengurusi olahraga yang bisa menjadi “agama kedua” ini yang menjawab.

Posted in: Uncategorized